OTOFINANCE - Jakarta, Lama tak terdengar, PT TVS Motor Company Indonesia langsung menggebrak di awal tahun Januari 2016. Pabrikan asal India ini meluncurkan produk inovasi terbarunya, TVS Apache RTR 200 FI di Indonesia yang memiliki segudang teknologi baru, performa meyakinkan, dan desain menarik. Dijual Rp 23,9 juta, motor ini menawarkan sensasi baru bagi pecinta motor sport di tanah air.
Terinsipirasi dari TVS X21 Draken street fighter, TVS Apache RTR 200 memiliki tampilam yang agresif. Mesinnya sudah mengadopsi sistem fuel injection yang membuat akselerasi responsif namun tetap efisien. Diproduksi di pabrik TVS di Karawang, Jawa Barat, motor berkapasitas 200 cc ini mengaplikasikan lampu utama LED light dari bentuk alis, dan langsung menyala sesuai peraturan pemerintah. Dalam posisi idle, lampu meredup sendiri.
“Kami tak pernah berhenti mengembangkan produk agar selalu terdepan dalam desain tampilan dan teknologi. TVS Apache RTR 200 FI merupakan produk kelas dunia yang memberikan pengalaman balap lengkap berkat tingkat respons, kedinamisan, kinerja dan penanganan. Kami yakin motor ini akan memikat banyak pembeli di Indonesia dan pasar Asean lainnya,” ujar Anandakrishnan, Presiden Direktur PT TVS Motor Company Indonesia.
Dibantu transmisi 5-speed manual, TVS Apache RTR 200 FI diklaim mampu mencapai kecepatan 60 km/jam hanya dalam 3.9 detik, atau tercepat di kelasnya. Sistem Digital Fuel Injection (DFI Logic) merupakan hasil pengembangan Bosch dari Jerman. Suspensi monoshock KYB di belakang dan suspensi berdiameter 37 mm di depan, akan memberikan stabilitas lebih baik pada kecepatan tinggi maupun saat mengerem.
Ban motor balap 90 x 90 dan 130 x 70 tubeless akan memberikan kesan gagah sekaligus menambah kepercayaan diri saat melaju kencang atau melakukan manuver. TVS Apache RTR 200 FI ditawarkan dalam 3 warna, yaitu Syrah Red, Mystic White, dan Gun metal Black. “Desain yang tajam dan menakjubkan, pengalaman berkendara istimewa, dengan mesin RTR 200 FI nan responsif, membuat TVS Apache RTR FI sangat menyenangkan untuk dikendarai dan dimiliki,” tutup Anand. (M. Lulut)